news

Senin, 25 Mei 2020

Cara Bercerita dengan Data


Pada modul sebelumnya kita telah mempelajari tentang jenis data, diagram, dan lain-lain. Sekarang saatnya kita mulai menyatukan hal-hal yang telah kita pelajari dari awal sampai akhir. 

Semua hasil analisa pasti memiliki tujuan, baik itu untuk memberikan insight maupun meyakinkan orang lain untuk mengambil sebuah keputusan dengan diperkuat oleh hasil analisis kita. Tujuan utama dari modul ini adalah membantu Anda menyampaikan hasil visualisasi yang mendukung hipotesa Anda pada orang lain. Sehingga, kita pun dapat mencapai tujuan penyampaian data tersebut.

Exploratory vs Explanatory

Masih ingatkan poin penting yang telah kita pelajari pada modul sebelumnya, bahwa sebelum memulai analisis, kita harus tahu konteks dari data yang ingin kita olah?  Exploratory Data Analysis adalah hal yang akan kita lakukan untuk memahami data apa yang ingin diketahui dan menarik bagi audiens. Kita dapat memulai dengan hipotesis/pertanyaan atau dengan menggali data guna menentukan apa yang mungkin menarik atau bahkan berdampak besar pada proses penyampaian data.
Setelah mengetahui hal yang ingin kita sampaikan, kita akan mulai berbicara tentang explanatory. Explanatory merupakan cara kita untuk menceritakan sebuah hasil analisis secara terstruktur dan mudah dimengerti oleh audiens kita.
Saat memulai explanatory analysis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Sebelum menganalisis data atau membuat suatu konten, jawab 3 pertanyaan ini dulu:

Kepada siapa kita berkomunikasi?

Hal ini sangat penting agar kita paham bagaimana mengomunikasikan hasil yang didapatkan. Dengan tahu audiens, kita bisa memilih bagaimana berbicara dan bertindak saat menyampaikan informasi, tergantung siapa lawan bicara. Contohnya, bicara kepada teman ataupun orang tua, beda kan?
  • Audiens
    Semakin spesifik kita tahu siapa audiens kita, semakin besar potensi komunikasi kita sukses. Sehingga kita harus menghindari penyampaian data yang terlalu general. Kita juga perlu mengetahui kebutuhan informasi seperti apa yang ingin diketahui audiens. Berkomunikasi dengan terlalu banyak orang dengan kebutuhan berbeda sekaligus, cenderung tak tetap sasaran. Ini justru membuat kita kurang efektif dalam usaha untuk penyampaian informasi. Persempit target audiens, maka hasilnya akan lebih efektif.    
  • Diri sendiri
    Penting kita mengetahui hubungan kita dengan audiens, apakah mereka sudah mengenal kita? Apakah mereka menganggap kita sebagai ahli dan setiap hal yang kita sampaikan bisa dipercaya? Ini merupakan sebuah acuan untuk menyusun cara komunikasi kita, hal yang disampaikan, dan kapan harus menggunakan data. Hal ini dapat memengaruhi alur keseluruhan cerita yang ingin kita sampaikan.

Hal apa yang ingin diketahui audiens?

Kita harus mengetahui dengan jelas apa yang ingin diketahui oleh audiens sehingga kita dapat menentukan cara kita berkomunikasi untuk menyampaikan data secara efektif.
  • Action
    Bagaimana membuat informasi yang kita sampaikan bisa relevan untuk audiens? Ini penting agar audiens dapat memahami dengan jelas dan menyimak serius hal yang kita sampaikan.
    Pernahkah kita berpikir bahwa audiens bisa lebih tahu daripada kita? Terkadang asumsi tersebut muncul. Tapi sebaiknya hapus pemikiran seperti itu. Jika kita adalah orang yang menganalisis dan mengkomunikasikan data, maka kita harus percaya bahwa kita yang ahli dalam bidang ini. Bahkan kita dapat melakukan interaksi dengan audiens untuk meningkatkan engagement rate atau mengurangi rasa gugup kita saat menyampaikan data tersebut.
  • Mechanism
    Metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan audiens memiliki peran penting dalam sejumlah faktor, termasuk jumlah kontrol yang kita miliki atas bagaimana audiens memperoleh informasi dan tingkat detail yang perlu lebih dijelaskan.

    Pada proses presentasi langsung, kita dapat menanggapi audiens jika terdapat hal yang kurang jelas. Tidak semua yang kita sampaikan harus ditulis secara detail pada slide presentasi karena kita ada di sana untuk menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang muncul selama presentasi.

    Lain halnya ketika hanya menuliskan hasil analisis dalam bentuk dokumen. Jika pada presentasi langsung kita dapat mengendalikan audiens yang kurang paham, maka hal tersebut tidak efektif jika bentuk informasinya berupa dokumen. Tingkat detail yang diperlukan pada penulisan dokumen biasanya lebih tinggi. Hal tersebut diakibatkan karena kita tidak ada di sana untuk menanggapi atau melihat ekspresi kebingungan audiens saat menemui bagian yang kurang jelas. Maka dari itu kita harus menentukan terlebih dahulu: apakah data disajikan secara langsung atau dalam bentuk tulisan dokumen.
  • Tone
    Pertimbangan penting lainnya adalah nada penyampaian pada  audiens. Apakah kita ingin menyampaikannya dengan ceria, memotivasi, atau serius? Nada yang kita inginkan untuk komunikasi akan memiliki pengaruh pada pilihan desain yang akan digunakan untuk membuat proses visualisasi data.

Bagaimana kita bisa menggunakan data untuk membantu menegaskan maksud kita?

Setelah kita menjawab pertanyaan di atas, barulah kita membahas data apa yang akan membantu membuat menjadi poin penting sehingga mendukung penyampaian kita. Dari sini kita akan mengeksplorasi data yang kita miliki dan memilih data yang dapat membantu menegaskan informasi penting yang ingin kita sampaikan.
Contohnya:
  • Siapa : Ketua panitia dapat menyetujui pendanaan untuk kelanjutan acara musik tahunan.
  • Apa : Ketua panitia menyetujui untuk melakukan acara musik tahunan.
  • How : Menggambarkan pendapat dan dampak yang dihasilkan oleh acara musik tersebut dan membandingkannya dengan acara-acara lainnya